Berdasarkan
pendataan profil desa, jumlah penduduk Desa Karangkedawung adalah terdiri dari 2.751 KK, dengan jumlah
total 8.821 jiwa, dengan rincian 4.330 laki-laki dan 4.491
perempuan.
Dari data di atas nampak bahwa penduduk usia
produktif pada usia 20-49 tahun Desa Karangkedawung sekitar 3.295 atau hampir 41,3 %. Hal ini merupakan modal berharga bagi pengadaan tenaga
produktif dan SDM.
Tingkat
kemiskinan di Desa Karangkedawung termasuk tinggi. Dari jumlah 2.751 KK di atas, sejumlah 630 KK tercatat sebagai
Pra Sejahtera; 461 KK tercatat Keluarga Sejahtera I; 15 KK tercatat
Keluarga Sejahtera II; 53 KK tercatat Keluarga Sejahtera III; 3 KK sebagai sejahtera III plus. Jika KK golongan
Pra-sejahtera dan KK golongan I digolongkan sebagai KK golongan miskin, maka
lebih 50 % KK Desa Karangkedawung adalah keluarga miskin.
Batas Wilayah :
Sebelah
Utara : Desa Seputih
Kecamatan Mayang
Sebelah
Selatan : Desa Lampeji
Kecamatan Mumbulsari
Sebelah
Timur : Desa Silo
Kecamatan Silo
Sebelah
Barat : Desa Mrawan
Kecamatan Mayang
Luas Wilayah Desa Karangkedawung :
Tanah
Kering : 148000 Ha / M2
Tanah
Sawah : 554000 Ha / M2
Total
Luas Wilayah : 702000 Ha / M2
Tanah
Perkebunan :
Tanah Perkebunan Negara : 107600 Ha / M2
Tanah Perkebunan Negara : 107600 Ha / M2
Tanah
Perkebunan Swasta : 5365 Ha / M2
Tanah
Fasilitas Umum :
Tanah
Kas Desa : 52050 Ha / M2
Tanah
Titi Sara : 6594 Ha / M2
Lapangan
Olahraga : 12000 Ha / M2
Secara geografis
Desa Karangkedawung terletak pada posisi 7°21'-7°31' Lintang Selatan dan
110°10'-111°40' Bujur Timur. Topografi ketinggian desa ini adalah berupa
daratan sedang yaitu sekitar 156 m di atas permukaan air laut. Berdasarkan data
BPS kabupaten Jember tahun 2004, selama tahun 2004 curah hujan di Desa
Karangkedawung rata-rata mencapai 2.400 mm. Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember hingga
mencapai 405,04 mm yang merupakan curah hujan tertinggi selama kurun waktu
2000-2008.
Secara
administratif, Desa Karangkedawung terletak di wilayah Kecamatan Mumbulsari
Kabupaten Jember dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga. Di
sebelah Utara berbatasan dengan Desa Seputih Kecamatan Mayang Kabupaten Jember.
Di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Mrawan Kecamatan Mayang. Di sisi
Selatan berbatasan dengan Desa Lampeji Kecamatan Mumbulsari, sedangkan di sisi
timur berbatasan dengan Tanah Perhutani Kecamatan Mayang.
Jarak tempuh Desa
Karangkedawung ke kecamatan adalah 6 km, yang dapat ditempuh dengan waktu
sekitar 10 menit. Sedangkan jarak tempuh ke kota kabupaten adalah 21 km, yang
dapat ditempuh dengan waktu sekitar 30 menit.
Pendidikan
Pendidikan adalah satu hal penting dalam
memajukan tingkat SDM (Sumber Daya Manusia) yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang pada
peningkatan
perekonomian. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak
tingkat kecakapan masyarakat yang pada gilirannya akan mendorong tumbuhnya
ketrampilan kewirausahaan dan lapangan kerja baru, sehingga akan membantu program pemerintah dalam mengentaskan pengangguran dan
kemiskinan. Prosentase tinggkat
pendidikan Desa Karangkedawung dapat dilihat pada Tabel
Tamatan Sekolah Masyarakat
No
|
Keterangan
|
Jumlah
|
Prosentase
|
Usia Pra-Sekolah
|
2.351
|
29 %
|
|
Tidak Tamat SD
|
1.286
|
16 %
|
|
Tamat Sekolah SD
|
1.815
|
18 %
|
|
Tamat Sekolah SMP
|
1.765
|
22 %
|
|
Tamat Sekolah SMA
|
545
|
7 %
|
|
Tamat Sekolah PT/ Akademi
|
214
|
3 %
|
|
Jumlah Total
|
5.325
|
100 %
|
Dari di atas menunjukan bahwa mayoritas penduduk Desa
Karangkedawung hanya mampu menyelesaikan sekolah di jenjang pendidikan wajib
belajar sembilan tahun (SD dan SMP). Dalam hal kesediaan sumber daya manusia
(SDM) yang memadahi dan mumpuni, keadaan ini merupakan tantangan tersendiri.
Rendahnya kualitas tingkat pendidikan di Desa Karangkedawung, tidak terlepas dari
terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan yang ada, di samping tentu masalah
ekonomi dan pandangan hidup masyarakat. Sarana pendidikan di Desa
Karangkedawung baru tersedia di tingkat pendidikan dasar 9 tahun
(SD dan SMP PGRI), sementara untuk pendidikan tingkat
menengah ke atas (SLTA) berada di tempat
lain yang relatif agak jauh sekitar 8 km.
Sebenarnya ada solusi yang
bisa menjadi alternatif bagi persoalan rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) di
Desa Karangkedawung yaitu melalui pelatihan dan kursus. Namun sarana atau
lembaga ini ternyata juga belum tersedia dengan baik di Desa Karangkedawung.
Bahkan beberapa lembaga bimbingan
belajar dan pelatihan yang pernah
ada tidak bisa berkembang.
Kesehatan
Masalah pelayanan kesehatan adalah hak setiap warga masyarakat dan
merupakan hal yang penting bagi peningkatan kualitas masyarakat kedepan. Masyarakat yang produktif harus didukung oleh kondisi kesehatan. Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari banyaknya
masyarakat yang terserang penyakit. Dari data yang ada menunjukkan
adanya jumlah masyarakat yang terserang penyakit relatif tinggi. Adapun penyakit yang sering diderita antara lain infeksi pernapasan akut bagian atas, malaria, penyakit
sistem otot dan jaringan pengikat. Data tersebut menunjukkan bahwa gangguan
kesehatan yang sering dialami penduduk adalah penyakit yang bersifat cukup
berat dan memiliki durasi lama bagi kesembuhannya, yang diantaranya disebabkan
perubahan cuaca serta kondisi lingkungan yang kurang sehat. Ini tentu
mengurangi daya produktifitas masyarakat
Desa Karangkedawung secara umum.
Sedangkan data orang cacat
mental dan fisik juga cukup tinggi jumlahnya. Tercatat penderita bibir sumbing
berjumlah 3 orang, tuna wicara 12 orang, tuna rungu 14 orang, tuna netra 7
orang, dan lumpuh 25 orang. Data ini menunjukkan masih rendahnya kualitas hidup
sehat di Desa Karangkedawung.
Hal yang perlu juga
dipaparkan di sini adalah terkait keikutsertaan masyarakat dalam KB. Terkait
hal ini peserta KB aktif tahun 2007 di Desa Karangkedawung berjumlah 1.449 pasangan usia subur. Sedangkan jumlah bayi yang diimunisasikan dengan Polio dan
DPT-1 berjumlah 238 bayi. Tingkat partisipasi demikian ini relatif tinggi
walaupun masih bisa dimaksimalkan mengingat cukup tersedianya fasilitas
kesehatan berupa sebuah Puskesmas, dan Polindes di Desa Karangkedawung. Maka
wajar jika ketersediaan fasilitas kesehatan yang relatif lengka ini berdampak
pada kualitas kelahiran bagi bayi lahir. Dari 113 kasus bayi lahir pada tahun
2007, hanya 1 bayi yang tidak tertolong.
Hal yang perlu juga
dipaparkan di sini adalah kualitas balita. Dalam hal ini, dari jumlah 583
balita di tahun 2007, masih terdapat 5 balita bergizi buruk, 35 balita bergizi
kurang dan lainnya sedang dan baik. Hal inilah kiranya yang perlu ditingkatkan
perhatiannya agar kualitas balita Desa Karangkedawung ke depan lebih baik.
Keadaan Sosial
Dengan adanya perubahan dinamika politik
dan sistem politik di Indonesia yang lebih demokratis, memberikan pengaruh
kepada masyarakat untuk menerapkan suatu mekanisme politik yang dipandang lebih
demokratis. Dalam konteks politik lokal Desa Karangkedawung, hal ini tergambar
dalam pemilihan kepala desa dan pemilihan-pemilihan lain (pilleg, pilpres, pemillukada, dan pimilugub) yang juga melibatkan warga
masyarakat desa secara umum.
Khusus
untuk pemilihan kepala desa Karangkedawung, sebagaimana tradisi kepala desa di
Jawa, biasanya para peserta (kandidat) nya adalah mereka yang secara trah
memiliki hubungan dengan elit kepala desa yang lama. Hal ini tidak terlepas
dari anggapan masyarakat banyak di desa-desa bahwa jabatan kepala desa adalah
jabatan garis tangan keluarga-keluarga tersebut. Fenomena inilah yang biasa
disebut pulung –dalam tradisi jawa- bagi keluarga-keluarga tersebut.
Jabatan
kepala desa merupakan jabatan yang tidak serta merta dapat diwariskan kepada
anak cucu. Mereka dipilh karena kecerdasan, etos kerja, kejujuran dan
kedekatannya dengan warga desa. Kepala desa bisa diganti sebelum masa
jabatannya habis, jika ia melanggar peraturan maupun norma-norma yang berlaku.
Begitu pula ia bisa diganti jika ia berhalangan tetap.
Karena
demikian, maka setiap orang yang memiliki dan memenuhi syarat-syarat yang sudah
ditentukan dalam perundangan dan peraturan yang berlaku, bisa mengajukan diri
untuk mendaftar menjadi kandidat kepala desa. Fenomena ini juga terjadi pada pemilihan
desa Karangkedawung pada tahun 2007. Pada pilihan kepala desa ini partisipasi
masyarakat sangat tinggi, yakni hampir 95%. Tercatat ada lima kandidat kepala
desa pada waktu itu yang mengikuti pemilihan kepala desa. Pilihan kepala Desa
bagi warga masyarakat Desa Karangkedawung
seperti acara perayaan desa.
Pada
bulan Juli dan Nopember 2008 ini masyarakat juga dilibatkan dalam pemilihan
Gubernur Jawa Timur putaran I dan II secara langsung. Walaupun tingkat
partisipasinya lebih rendah dari pada pilihan kepala Desa, namun hampir 70%
daftar pemilih tetap, memberikan hak pilihnya. Ini adalah proggres demokrasi yang cukup
signifikan di desa Sumberbening.
Setelah
proses-proses politik selesai, situasi desa kembali berjalan normal. Hiruk
pikuk warga dalam pesta demokrasi desa berakhir dengan kembalinya kehidupan
sebagaimana awal mulanya. Masyarakat tidak terus menerus terjebak dalam
sekat-sekat kelompok pilihannya. Hal ini ditandai dengan kehidupan yang penuh
tolong menolong maupun gotong royong.
Walaupun
pola kepemimpinan ada di Kepala Desa namun mekanisme pengambilan keputusan
selalu ada pelibatan masyarakat baik lewat lembaga resmi desa seperti Badan
Perwakilan Desa maupun lewat masyarakat langsung. Dengan demikian terlihat
bahwa pola kepemimpinan di Wilayah Desa Karangkedawung mengedepankan pola kepemimpinan yang demokratis.
Berdasarkan
deskripsi beberapa fakta di atas, dapat dipahami bahwa Desa Karangkedawung mempunyai dinamika politik lokal
yang bagus. Hal ini terlihat baik dari segi pola kepemimpinan, mekanisme
pemilihan kepemimpinan, sampai dengan partisipasi masyarakat dalam menerapkan
sistem politik demokratis ke dalam kehidupan politik lokal. Tetapi terhadap
minat politik daerah dan nasional terlihat masih kurang antusias. Hal ini dapat
dimengerti dikarenakan dinamika politik nasional dalam kehidupan keseharian
masyarakat Desa Karangkedawung kurang mempunyai greget, terutama
yang berkaitan dengan permasalahan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat secara
langsung.
Berkaitan
dengan letaknya yang berada di Jawa Timur dan suasana budaya masyarakat Jawa
sangat terasa di Desa Karangkedawung. Dalam hal kegiatan agama Islam
misalnya, suasananya sangat dipengaruhi oleh aspek budaya dan sosial Jawa. Hal
ini tergambar dari dipakainya kalender Jawa/ Islam, masih adanya budaya
slametan, tahlilan, pengajian mingguan, arisan muslimatan/umum dan lainnya,
yang semuanya merefleksikan sisi-sisi akulturasi budaya Islam dan Jawa.
Dengan
semakin terbukanya masyarakat terhadap arus informasi, hal-hal lama ini mulai
mendapat respon dan tafsir balik dari masyarakat. Hal ini menandai babak baru
dinamika sosial dan budaya, sekaligus tantangan baru bersama masyarakat Desa Karangkedawung. Dalam rangka merespon tradisi lama
ini telah mewabah dan menjamur kelembagaan sosial, politik, agama, dan budaya
di Desa Karangkedawung. Tentunya hal ini membutuhkan
kearifan tersendiri, sebab walaupun secara budaya berlembaga dan berorganisasi
adalah baik tetapi secara sosiologis ia akan beresiko menghadirkan kerawanan
dan konflik sosial.
Dalam
catatan sejarah, selama ini belum pernah terjadi bencana alam dan sosial yang
cukup berarti di Desa Karangkedawung. Isu-isu terkait tema ini, seperti
kemiskinan dan bencana alam, tidak sampai pada titik kronis yang membahayakan
masyarakat dan sosial.
Keadaan Ekonomi
Tingkat pendapatan
rata-rata penduduk Desa Karangkedawung kurang lebih
Rp. 400.000(empat ratus ribu rupiah) sampai 1.000.000(satu juta) Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa Karangkedawung dapat teridentifikasi ke dalam beberapa sektor yaitu
pertanian, jasa/perdagangan, industri dan lain-lain. Berdasarkan data yang ada,
masyarakat yang bekerja di sektor pertanian berjumlah 1.114 orang, yang bekerja
disektor jasa berjumlah 300 orang, yang bekerja di sektor industri 125 orang,
dan bekerja di sektor lain-lain 2.125 orang. Dengan demikian jumlah penduduk
yang mempunyai mata pencaharian berjumlah 3.794 orang. Berikut ini adalah
tabel jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian.
Mata Pencaharian dan Jumlahnya
No
|
Mata Pencaharian
|
Jumlah
|
Prosentase
|
|
1
|
Pertanian
|
1.114 orang
|
30,4 %
|
|
2
|
Jasa/ Perdagangan
1. Jasa Pemerintahan
2. Jasa Perdagangan
3. Jasa Angkutan
4. Jasa Ketrampilan
5. Jasa lainnya
|
213 orang
87 orang
20 orang
23 orang
13 orang
|
5,8 %
2,4 %
0,5 %
0,6 %
0,4 %
|
|
3
|
Sektor Industri
|
125 orang
|
1,8 %
|
|
4
|
Sektor lain
|
2.125 orang
|
58,1 %
|
|
Jumlah
|
3.660 orang
|
100 %
|
( lain waktu akan diperbaharui,,,,,,,,,,,,,,,,,,, )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar